HomeArtikelNarkotikaMENGENAL KATINON

sri hastutik

Thailand Youth goes to Indonesia, merupakan salah satu reward bagi pemuda Thailand dalam memenangkan project “Thailand Youth Initiative against Drugs 2013” yang didasarkan untuk membangun rasa kepedulian dan kekebalan melawan penyalahgunaan narkoba bagi para remaja dan komunitasnya yang lebih luas lagi yang diadakan oleh Kementerian Luar Negeri Thailand, the Office of the Narcotics Control Board (ONCB) dan the Ministry of Education and the Asia-Pacific Non-Government Organization on Drug and Substance Abuse Prevention (ASPAC-NGO).

Program yang menyediakan kesempatan bagi pemuda-pemudi Thailand ini merupakan partisipasi dan kesempatan bagi pemuda-pemudi Thailand dalam upaya Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran Gelap Narkoba (P4GN) dengan ide-ide yang dituangkan dalam berbagai kegiatan positif.

Kunjungan Thailand Youth ke Indonesia mempunyai tujuan-tujuan seperti membantu dan mendorong pemuda baik di Indonesia maupun seluruh dunia serta memberikan solusi kepada permasalahan-permasalahan narkoba, memberikan ruang diskusi yang lebih luas dalam menghadapi permasalahan narkoba, meningkatkan kepedulian kepada pemuda-pemudi dan menyadarkan mereka bahwa ada peran dan tanggungjawab yang besar dalam mencegah penyalahgunaan narkoba saat ini yang sudah berkembang dalam lingkup global serta saling memberikan informasi melalui peran pemuda dimana pemuda dapat berbagi informasi kembali kepada teman-teman maupun keluarga.

Di Balai Besar Rehabilitasi BNN, pemuda thailand yang didampingi oleh Kementerian Luar Negeri, ONCB Thailand disambut hangat oleh para staf dan residen Balai Besar Rehabilitasi yang membawakan lagu diringi musik kulintang. Musik kulintang merupakan salah satu kegiatan vokasional seni musik yang diikuti residen yang sedang menjalani rehabilitasi.Dalam acara tersebut, dijelaskan program pelayanan rehabilitasi residen di Balai Besar Rehabilitasi “Apa yang menyebabkan residen tidak bisa menyelesaikan program secara komplit “ demikian salah satu pertanyaan salah satu orang peserta. Dalam diskusi dibahas tentang program aftercare serta pencegahan narkoba di kalangan pelajar.

Kunjungan singkat dari Thailand Youth ini juga membawa harapan kepada pemuda Indonesia untuk dapat melakukan hal yang sama untuk mempunyai rasa kepedulian yang amat besar dalam Pencegahan dan Pemberantasan Penyalahgunaan dan Peredaran gelap narkoba (P4GN), menuju Indonesia Bebas Narkoba 2015.

Balai Besar Rehabilitasi menyambut kedatangan dua delegasi dari The International Narcotic Control Board (INCB), Kamis (26/9).

INCB, lembaga bertugas memonitor implementasi konvensiPerserikatan Bangsa-Bangsa” (PBB) terkait pengendalian narkotika, dan obat-obatan terlarang. Badan independen, dibentuk 1961 oleh Konvensi Tunggal Narkotika (The Permanent Central Narcotics Board) ini, penggabungan dua lembaga, Konvensi Opium Internasional, berdiri sejak 1925, dengan Drug Supervisory Body, didirikan 1931 Konvensi Pembatasan dan Pengaturan Distribusi Narkotika.

Delegasi INCB Viroj Sumyai, salah satu Board Member INCB, dan Matthew Nice, Secretariat of INCB.Kedua perwakilan dari INCB ini dalam rangka rangkaian kunjungan ke Indonesia, untuk mengumpulkan informasi tentang perkembangan peredaran dan penanganan penyalahgunaan narkoba di Indonesia.

Dalam kunjungan tersebut, dijelaskan program pelayanan rehabilitasi program di Balai Besar BNN serta program pascarehabilitasi sebagai kelanjutan program rehabilitasi BNN. Ini merupakan Program rehabilitasi bagi penyalahguna dan atau pecandu narkoba yang disebut Program Rehabilitasi Berkelanjutan (Sustainable Rehabilitation).

Selain mengunjungi Balai Besar Rehabilitasi BNN, dalam agenda di Indonesia INCB juga mengunjungi sejumlah tempat rehabilitasi, seperti Balai Besar Rehabilitasi Lido milik BNN, LSM Rumah Singgah Peka, Galih Pakuan milik Kementerian Sosial.

Di akhir kunjungan, para rombongan tersebut juga mengunjungi fasilitas juga kegiatan residen Balai Besar Rehabilitasi.

Trend perkembangan kejahatan atau penyalahgunaan Narkoba dari waktu ke waktu menunjukkan kecenderungan yang semakin meningkat, bahkan kasus-kasus yang terungkap oleh penegak hukum hanyalah merupakan fenomena gunung es. Peningkatan ini antara lain terjadi karena pengaruh kemajuan teknologi, globalisasi dan informasi.

Upaya penanggulangan penyalahgunaan Narkoba secara komprehensif adalah melalui pendekatan Harm Minimisation, yang secara garis besar dikelompokkan menjadi tiga kegiatan utama yaitu supply control, demand reduction dan harm reduction. Yang dilakukan secara terpadu antar instansi terkait dan lembaga swadaya masyarakat lainnya. Termasuk di sini peranan polisi dalam pencegahan dan penegakan hukum dalam penanggulangan permaslahan narkoba.

“Jika terbukti sebagai pengguna narkoba jangan dipidana tapi direhabilitasi sesuai UU Nomor 35 tahun 2009 “ demikian salah pesan Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN, Ibu Yunis Farida kepada para taruna membuka acara studi kepolisian Akademi Kepolisian Detasemen Anindya Yodha, Rabu, (25/9).

Studi kepolisian para Taruna-taruni Akademi Kepolisian Detasemen Anindya Yodha bertujuan untuk mengetahui program pelayanan rehabilitasi yang diselenggarkan Balai Besar Rehabilitasi BNN. “ Bagiaman prosesnya ? Apa para korban dijeburkan“ jelas ketua rombongan, Kombes Drs Agus Salim saat memberikan sambutan.

Di hadapan kurang lebih 460 taruna dan taruni beserta para pendamping, dipresentasikan program pelayanan program rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN oleh para petugas terdiri psikolog, dokter, perawat, maupun konselor. Mereka tenaga profesional yang berkompeten dalam penanganan rehabilitasi para residen bahu membahu memberikan pelayanan dengan nilai-nilai Love, Innovative, Dignity, Optimistic yang dijunjung.

Dialog interaktif tidak hanya ditujukan kepada para petugas saja , namun juga kepad residen Balai Besar. Salah seorang residen yang merupakan putusan pengadilan (SEMA) dan merupakan anggota polisi menuturkan awal mula terjerumus narkoba yang bermula dari ajakan seniornya. Harapan dari pengalaman salah satu residen tersebut menjadikan gambaran bahwa seharusnya para penegak hukum konsisten menjunjung tinggi supremasi hukum bukan melanggarnya.

Diharapkan dari pembekalan tentang program rehabilitasi dapat menjadi pengetahuan dan pengalaman yang nantinya menjadi bekal saat menjadi para penegak hukum dan pengayom masyarakat kelak.

Say No To Drugs..... Ayo Selamatkan Anak Bangsa dari Jeratan Narkoba.

Therapeutic Community(TC) adalah suatu pendekatan pertolongan diri (self help approach) dimana pecandu memberdayakan diri mereka sendiri dan menolong sesamanya (Deleon, 2000). Komponen esensial dari suatu metode TC mencerminkan filosofi, norma, nilai dan tujuan TC. Masing-masing komponen digunakan untuk terciptanya suatu proses pembelajaran sosial, mempromosikan bentuk hubungan interpersonal yang sehat dan mendukung terjadinya perubahan diri. Program TC dilaksanakan melalui penyelenggaraan perangkat TC yaitu berbagai norma, nilai dan kegiatan yang digunakan untuk merubah perilaku pecandu secara menyeluruh.

Demikian tujuan pembekalan kegiatan peningkatan Kemampuan melalui Modalitas TC para Petugas Rumah Sakit Pengayoman, Jakarta. Akhir rangkaian kegiatan tersebut, para peserta kegiatan mengadakan studi lapangan di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Jum’at (20/9).

“Kegiatan ini merupakan pembekalan Rumah Sakit Pengayoman yang menerapkan modalitas dalam TC dalam program rehabilitasi warga binaan di lapas dan rutan Cipinang agar para petugas dalam melaksanakan konseling dan memahami program Therapeutic Community (TC)”, jelas Dra Ni Made labasari, M.Si.

Dalam sambutannya Kabid Pelayanan Sosial, Bp. Drs.Yuki Ruchimat mempersilahkan para peserta melihat fasilitas dan program pelayanan terapi dan rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN. Profil Balai Besar Rehabilitasi dijelaskan yang meliputi jenis pelayanan, alur masuk dan perawatan, fasilitas sarana dan prasarana dan data penyalahguna narkoba Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Selain dialog tanya jawab, dialog interaktif bersama residen sangatlah menarik. Para peserta sangat antusias tanya jawab baik kepada narasumber dan para residen yang memberikan testimoni tentang bagaiamana riwayat pemakaian penyalahgunaan narkoba, dampaknya serta usahanya untuk bangkit dari keterpurukan sampai dengan saai ini menjalani rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Di akhir kegiatan, para peserta kunjungan ke lapangan untuk melihat fasilitas sarana dan prasarana dan sekilas program yang dilaksanakan di Balai Besar BNN (SL)

Korban penyalahgunaan narkoba dari kalangan pelajar dan mahasiswa masih menunjukkan kenaikan yang cukup siginfikan dari tahun ke tahun. Generasi muda yang menjadi korban tersebut harus kita tolong kehidupannya agar tidak terlanjur ke dalam jerat narkoba. Peran orang tua dalam rangka membantu para remaja dan mahasiswa agar tidak terjerumus ke dalam kubang narkoba sangat dibutuhkan. Demikian salh satu tujuan dari Pengurus Dharma Wanita Persatuan Pemerintah Kab. Ogan Ilir Prov. Sumatera Utara yang sangat antusias dalam melaksanakan kunjungan kerja di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Selasa (17/9).

Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN, menjelaskan dalam salah satu sesi dialog bagaimana menghadapi anak yang ketergantungan narkoba. “Pertama kali anak dibawa ke tempat rehabilitasi pasti ada penolakan. Balai Besar Rehabilitasi tidak diperbolehkan intervensi kepada calon residen yang akan masuk karena nantinya di dalam program residen tersebut ada penolakan”, jelasnya menjawab pertanyaan salah satu peserta.

Sedangkan staf psikologi, Sdri. Fika Dewi menambahkan bahwa masalah usia remaja yang rentan terhadap penyalahgunaan narkoba serta penanganan anak di usia remaja. Peran Orangtua disini adalah orang tua bisa sebagai pengawas dan pembimbing bagi anak-anaknya. Jalinan komunikasi antara anak dan orang tua itu sangat penting. Sebagai orang tua kita bisa memposisikan diri kita kapan sebagai teman buat anak kita dan kapan sebagai pembimbing dan pengawa sehingga dalam komunikasi anak bisa terbuka. Selain itu orang perlu menerapkan aturan yang jelas dalam keluarga serta adanya reward dan punishment bagi anak.

Di akhir sesi dialog, Sdr. Fika Dewi juga menegaskan bahwa Orangtua harus mengenal baik anak-anaknya. Orangtua perlu tahu siapa saja teman anaknya; kemana mereka pergi, dan apa saja kegiatan mereka. Bila anak membawa teman kerumah, bergabunglah dengan mereka. Tanyailah dimana mereka tinggal, apa saja kegiatan mereka pada waktu luang dan bagaimana kabar orangtua mereka. Pembiasaan-pembiasaan ini akan membuat anak maupun teman-temannya menjadi akrab dengan orangtua dan menganggap orangtua sebagai bagian dari kelompok mereka.Selain itu ornag tua hendaknya Bekerjasama dengan pihak lain.

Orangtua juga perlu berkonsultasi dan bekerjasama dengan orang lain, khususnya Guru Bimbingan Konseling.

“Jika anak terkena segeralah Laporan Kepada Instansi Penerima Wajib Lapor (IPWL) yang telah ditunjuk Pemerintah terdekat’, jelas Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN menjawab salah satu pernyataan peserta.

Dalam acara tersebut juga salah seorang residen Balai Besar berbagi pengalaman hidupnya. Bagaiamana awal mula dia terjerat narkoba, akibatnya serta perjuangannya untuk pulih hingga sampai sekarang. Dia mengatakan bahwa dia sangat membutuhkan dukungan lingkungan terutama keluarganya.Disinilah peran keluarga dibutuhkan.

Harapan dari kunjungan tersebut menjadi ilmu yang bermanfaat bagi keluarga serta serta duta narkoba bagi masyarakat di lingkungan Ogan Ilir (SL)

Ayo Selamatkan Anak Bangsa Dari Jeratan Narkoba.

Balai Besar Rehabilitasi BNN selain melaksanakan pelayanan secara terpadu baik medis maupun sosial terhadap para penyalahguna dan atau pecandu narkoba, juga memfasilitasi pengkajian dan pengembangan rehabilitasi. Seperti saat menerima studi banding BNK Kota Pekalongan, Jawa Tengah, Rabu (11/9).

Kota Pekalongan seperti disampaikan Ketua BNK Kota Pekalongan sekaligus Wakil Walikota Pekalongan, Al Arselan Djunaid telah memiliki Rumah Sakit HA. Djunaid sebagai pusat rehabilitasi narkoba di Pekalongan yang baru saja diresmikan. “Saat ini sebagai rumah sakit penanganan rehailitasi narkoba, RS. HA Djunaid hanya memberikan pelayanan rehabilitasi bagi pecandu narkoba rawat jalan, Untuk kedepannya direncanakan bisa melayani rawat inap”, demikian ungkap Al Arselan Djunaid.

“Balai Besar Rehabilitasi memang belum sempurna, namun silahkan bisa dibuat acuan untuk pengembangan RS. HA. Djunaid”, jelas Kepala Balai Besar Rehabilitasi BNN, Dra. Yunis Farida O.T., M.Si saat menyambut rombongan.

Dijelaskan dr. Hari Nugroho dan Aldi Novrudi dalam salah satu sesi dialog, RS. HA. Djunaid perlu menentukan modalitas terapi yang mau diterapkan dalam pelayanan rehabilitasi rawat inap baik rehabilitasi medis maupun sosial. Selain itu SDM berkompeten juga harus dipersiapkan.

Balai Besar Rehabilitasi juga menerima magang residensial bagi yang berminat mendalami program rehabilitasi metode Therapeutic Community (TC) di Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Di akhir sambutan, Dra. Yunis Farida menambahkan perlunya pengembangan kegiatan aftercare di daerah sebagai monitoring para pecandu narkoba pascarehabilitasi karena kecenderungan relapse (kekambuhan) tinggi. Kunjungan ini diakhiri dengan observasi fasilitas Balai Besar Rehabilitasi.

Badan Narkotika Nasional kembali membuka kesempatan kepada Warga Negara Indonesia yang memiliki integritas dan komitmen tinggi untuk menjadi Calon Pegawai Negeri Sipil guna mengisi lowongan formasi BNN tahun 2013. Untuk lebih jelanya, dapat mengunjungi website http://www.bnn.go.id/portal/index.php/konten/detail/humas/berita/11388/penerimaan-cpns-bnn-2013

Telah banyak kisah dan cerita mengenai dampak dari Narkoba yang membelenggu para keluarga. Banyak yang berakhir duka, namun tidak sedikit yang pulih dan bersuka cita karena mukjizat dan pengampunan dari Tuhan seperti yang dialami oleh si Z ( bukan nama sebenarnya) yang menjadi pengguna narkoba.

Z memakai narkoba di sekitar tahun 1990-an tepat di bawah tahun 1995 sudah mengenal narkoba jenis ganja, obat-obatan. Di kala itu pemakaian narkoba seperti manusia makan nasi 3x 1 hari. Awal mula terjun mengenal obatan ganja karena pergaulan sampai Z tidak sadar akan status dan keberadaan orang tuanya.

Seiring berjalannya waktu berhubungan Z tidak menyelesaikan perkulihaan (Z) di STIBA. Di semester 3, Z minta kepada orang tua untuk berhenti kuliah karena materi yang Z dapat tidak sanggup terima karena juga memakai ganja dan obat-obatanan.

Di tahun 1998, Z di ajak abang kandung untuk berangkat ke Papua karena orang tuanya yang sudah putus harapandan tidak tau lagi apa yang harus dibuat.Dengan perasaan sedih layaknya seperti anak yang di setiba di Papua, Z di pekerjakan di kantor binamarga.

Sambil beriiring waktu, perubahan pada diri Z banyak sekali. Abangnya bangga dan memberitahu kepada orang tuanya. Di tahun 2000, Z diijinkan cuti dan ke Medan menemui keluarga dan pacarnya. Orang tua pacar Z sangat senang karen melihat banyak perubahan pada diri Z.

Di tahun 2001 Z menikah. Z memboyong istri ke Papua. Setelah berjalan waktu hidup bersama istri dan dikaruniai anak. Kembali hidup Z mulai tidak karuan lagi. Z mulai mengenal minuman alkohol/keras di Papua pergi karaoke bersama teman kantor, pergi bersama relasi kantor, bohong kepada istri.

Sering bertengkar, istri Z meminta cerai. tetapi Z meminta diberi kesempatan untuk berubah. Seiring berjalan waktu perubahan ada pada diri Z.

Pada sutau hari kabar buruk serasa menyambar, abang kandung yang membawa Z ke Papua menderita divonis menderita penyakit kanker tulang.

Z berteriak “Apa lagi Tuhan, cobaan apa lagi kumohon Tuhan “ dan abang Z meninggal di tahun 2011. Setelah kematian abangnya, Z mengalami depresi berat. Z belum buktikan perubahan kepada abangnya kaaren Tuhan begitu cepat memanggilnya.

Ditahun 2012, tepat bulan September, Z beserta istri dan anaknya memutuskan untuk pindah dari Papua-ke Medan. Z kemudian kembali bekerja dan bergaul di lingkungan yang sama. Akhirnya Z terjerumus lagi ke narkoba. Z jadi emosi,egois, maunya menang sendriri.

Hingga pada suatu hari pertengkaran dengan istri timbul lagi. Z tidak pulang ke rumah selama 2 hari, 3 hari dan bekerja pun jadi malas.

Pernah Z membuat istri Z pingsan, bukan karena ada kekerasan tapi masalah pendapat, Z merasa benar. Hidup Z menjadi kacau balau.Dari perjalanan waktu Z berniat untuk berhenti jadi pemakai narkoba Z. didukung oleh keluarga besar dengan membawa Z untuk direhabilitasi di BNN Lido.

Disini banyak hal yang Z dapat untuk memahami pemulihan ini. Ternyata adiksilah yang mengacaukan diri Z. Z menjalani dengan ikhlas dan menerima agar tidak membuat kecewa keluarga. Z akan berjanji kepada Tuhan, diri sendiri, keluarga besar, dan anak akan berubah dan tidak ada yang kedua kali dalam hidupnya. Sakit rasanya jauh dari istri, anak dan keluarga tercinta.

Sepulang dari BNN lido ini, Z akan buktikan kepada ke-2 orangtua, istri dan kedua anaknya bahwa Z akan berubah dalam pola pikir dan tingkah laku, Lepas dari Narkoba. Amin.

Z (bukan nama sebenarnya)

residen Balai Besar Rehabilitasi BNN

Dalam Rangka Study Banding, BNK Bangka Belitung melakukan kunjungan ke Balai Besar Rehabilitasi BNN dipimpin oleh Kalakhar BNK Bangka Belitung, Asmawi Alie, Rabu, (4/9). Kunjungan tersebut diterima oleh Kasi Penunjang Sosial Bid. Rehabilitasi BNN, Sholikhun, S,Ag, MH dan dr. Hari Nugroho.

Kalakhar BNK dalam sambutannya mengharapkan BNK Bangka Belitung segera dapat vertikal dengan Badan Narkotika Nasional”. Saat ini memang BNK Bangka Belitung masih dibawah Pemerintah Kabupaten Bangka. Adapun tujuan kunjungan ke Balai Besar BNN adalah mencari informasi secara mendalam proses rehabilitasi untuk dapat disosialisasikan kepada masyarakat di Bangka Beitung.

Dalam paparannya, dr. Hari menjelaskan tentang program pelayanan rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN termasuk persyaratan calon residen serta alur rehabilitasi berkelanjutan.

Pada sesi tanya jawab, dr. Hari menerangkan prosedur pengiriman pecandu narkoba yang ingin dirujuk ke Balai Besar Rehabilitasi BNN seperti pertanyaan yang diajukan oleh salah seorang peserta kunjungan tersebut.(SL).

Para peserta sangat antusias dalam acara tersebut dan berharapa ke depannya dapat bekerja sama dengan baik dengan pihak Balai Besar Rehabilitasi BNN dalam rangka pencegahan, pemberantasan, penyalahgunaan dan peredaran gelap narkoba (P4GN).

“Melalui BNK sebagai perpanjangan tangan BNN diharapkan para pecandu narkoba dapat terjangkau sehingga dapat direhabilitasi”, demikian harapan Sholikhun dalam sesi tanya jawab.

.

Pengalaman hidup bisa didapat dari mana saja dan kapan saja. Seperti pada Kunjungan UKM Peduli NAPZA Universitas Diponegoro, Semarang di Balai Besar Rehabilitasi BNN, Kamis (5/9).

UKM Peduli NAPZA Universitas Diponegoro merupakan Unit Kegiatan Mahasiswa yang bergerak di bidang Pencegahan Penyalahgunaan NAPZA di lingkungan khususnya kampus Universitas Semarang. “Kegiatan ini merupakan salah satu bentuk keingintahuan dari para mahasiswa tentang penanganan pelayanan terapi dan rehabilitasi bagi pecandu atau penyalahguna narkoba di Balai Besar Rehabilitasi BNN” kata Aditya, ketua rombongan mahasiswa.

Setelah dijelaskan tentang tentang program rehabilitasi di Balai Besar Rehabilitasi BNN oleh dr. Ni Putu Retno dan Aldi Novrudi, para mahasiswa berdiskusi (sharing) bersama para residen.

Dalam sharing tersebut para residen berbagi kisah hidupnya mulai awal mulai mengenal narkoba, dampak penyalahgunaan narkoba dan usaha kebangkitannya lepas dari jeratan narkoba, seperti yang sekarang mereka jalanin di Balai Besar Rehabilitasi BNN.

Para residen ini menjalani program rehabilitasi saat ini sudah masuk fase Re-Entry merupakan fase terakhir tahapan Program Therapeutic Community (TC), dimana residen berada dalam tahap adaptasi dan kembali bersosialisasi dengan masyarakat luas di luar komunitas residensial yang dipersiapkan melalui Pascarehabilitasi.

Harapan dari sharing cerita dan pengalaman ini dapat memberikan pengalaman dan pengetahuan tentang bahaya narkoba dan proses rehabilitasi bagi pecandu / penyalahguna narkoba. Dan merekapun menjadi duta anti narkoba di masyarakat sekitarnya khususnya lingkungan kampus.

TO BE AWARE TO BE ALIVE

Halaman 1 dari 2

Log-in

Who's Online

Kami memiliki 6 tamu dan tidak ada anggota online

YM Customer Service

Contact me by Yahoo! Messenger

Visitors Counter

076531
Today
Yesterday
This Week
Last Week
This Month
Last Month
All days
671
528
1702
64657
10027
12533
76531

Your IP: 173.236.38.244
Server Time: 2023-10-09 20:32:33
Visitors Counter

Chat Box