Berdasarkan beberapa proses asesmen yang dilakukan, banyak permasalahan pengguna narkoba berawal dari lingkungan terdekatnya seperti keluarga. Peran keluarga seperti ayah, ibu, saudara dan yang lainnya, cukup penting bagi setiap orang, termasuk pengguna narkoba. Banyak keluarga yang mengalami masa dimana keberfungsiannya terganggu karena beragam jenis tekanan. Pada keluarga yang mengalami ke-kurang-berfungsian dengan baik (dysfungsional family), biasanya masalah cukup berat dan keinginan anak tidak terpenuhi.
Beberapa orangtua kurang mampu berfungsi dengan baik sehingga membiarkan anaknya menghadapi masalah sendiri. Sementara itu terdapat pula orangtua yang berfungsi secara berlebihan dengan tidak membiarkan anaknya berkembang dan menjadi dirinya sendiri. Beberapa orangtua lain juga tampak tidak konsisten atau juga terdapat orangtua yang melakukan kekerasan dengan perilaku yang tidak tepat (Benton, 1993). Selanjutnya, Benton (1993) juga menjelaskan secara terperinci, beragam jenis keluarga yang mempengaruhi perilaku anak menjadi kurang tepat yaitu :
Pemberian intervensi psikologis tentu disesuaikan dengan akar permasalahan yang dialami pengguna narkoba. Apabila hasil asesmen menunjukkan bahwa keluarga kurang berfungsi dengan baik, maka yang harus menjalani proses terapi bukan hanya pengguna narkoba (residen), tapi harus melibatkan seluruh anggota keluarga. Dalam psikologi dikenal dengan istilah family therapy. Dalam jurnal yang dikeluarkan oleh Center for Substance Abuse Treatment, family therapy dapat diterapkan pada semua pengguna narkoba (narkoba jenis apapun), termasuk pengguna dengan dually diagnosed (diagnosa ganda), penyalahguna obat bius serta klien HIV yang disertai dengan penyalagunaan narkoba (Adhesatya, S.Psi & Khabibah , S.Psi)