Telah banyak kisah dan cerita mengenai dampak dari Narkoba yang membelenggu para keluarga. Banyak yang berakhir duka, namun tidak sedikit yang pulih dan bersuka cita karena mukjizat dan pengampunan dari Tuhan seperti yang dialami oleh si Z ( bukan nama sebenarnya) yang menjadi pengguna narkoba.
Z memakai narkoba di sekitar tahun 1990-an tepat di bawah tahun 1995 sudah mengenal narkoba jenis ganja, obat-obatan. Di kala itu pemakaian narkoba seperti manusia makan nasi 3x 1 hari. Awal mula terjun mengenal obatan ganja karena pergaulan sampai Z tidak sadar akan status dan keberadaan orang tuanya.
Seiring berjalannya waktu berhubungan Z tidak menyelesaikan perkulihaan (Z) di STIBA. Di semester 3, Z minta kepada orang tua untuk berhenti kuliah karena materi yang Z dapat tidak sanggup terima karena juga memakai ganja dan obat-obatanan.
Di tahun 1998, Z di ajak abang kandung untuk berangkat ke Papua karena orang tuanya yang sudah putus harapandan tidak tau lagi apa yang harus dibuat.Dengan perasaan sedih layaknya seperti anak yang di setiba di Papua, Z di pekerjakan di kantor binamarga.
Sambil beriiring waktu, perubahan pada diri Z banyak sekali. Abangnya bangga dan memberitahu kepada orang tuanya. Di tahun 2000, Z diijinkan cuti dan ke Medan menemui keluarga dan pacarnya. Orang tua pacar Z sangat senang karen melihat banyak perubahan pada diri Z.
Di tahun 2001 Z menikah. Z memboyong istri ke Papua. Setelah berjalan waktu hidup bersama istri dan dikaruniai anak. Kembali hidup Z mulai tidak karuan lagi. Z mulai mengenal minuman alkohol/keras di Papua pergi karaoke bersama teman kantor, pergi bersama relasi kantor, bohong kepada istri.
Sering bertengkar, istri Z meminta cerai. tetapi Z meminta diberi kesempatan untuk berubah. Seiring berjalan waktu perubahan ada pada diri Z.
Pada sutau hari kabar buruk serasa menyambar, abang kandung yang membawa Z ke Papua menderita divonis menderita penyakit kanker tulang.
Z berteriak “Apa lagi Tuhan, cobaan apa lagi kumohon Tuhan “ dan abang Z meninggal di tahun 2011. Setelah kematian abangnya, Z mengalami depresi berat. Z belum buktikan perubahan kepada abangnya kaaren Tuhan begitu cepat memanggilnya.
Ditahun 2012, tepat bulan September, Z beserta istri dan anaknya memutuskan untuk pindah dari Papua-ke Medan. Z kemudian kembali bekerja dan bergaul di lingkungan yang sama. Akhirnya Z terjerumus lagi ke narkoba. Z jadi emosi,egois, maunya menang sendriri.
Hingga pada suatu hari pertengkaran dengan istri timbul lagi. Z tidak pulang ke rumah selama 2 hari, 3 hari dan bekerja pun jadi malas.
Pernah Z membuat istri Z pingsan, bukan karena ada kekerasan tapi masalah pendapat, Z merasa benar. Hidup Z menjadi kacau balau.Dari perjalanan waktu Z berniat untuk berhenti jadi pemakai narkoba Z. didukung oleh keluarga besar dengan membawa Z untuk direhabilitasi di BNN Lido.
Disini banyak hal yang Z dapat untuk memahami pemulihan ini. Ternyata adiksilah yang mengacaukan diri Z. Z menjalani dengan ikhlas dan menerima agar tidak membuat kecewa keluarga. Z akan berjanji kepada Tuhan, diri sendiri, keluarga besar, dan anak akan berubah dan tidak ada yang kedua kali dalam hidupnya. Sakit rasanya jauh dari istri, anak dan keluarga tercinta.
Sepulang dari BNN lido ini, Z akan buktikan kepada ke-2 orangtua, istri dan kedua anaknya bahwa Z akan berubah dalam pola pikir dan tingkah laku, Lepas dari Narkoba. Amin.
Z (bukan nama sebenarnya)
residen Balai Besar Rehabilitasi BNN